dit'
DAERAH PENGHASIL DEVISA MIGAS

Devisa Indonesia dari hasil Ekspor tahun 2012 sebesar 190,0 milyar USD, sebesar    37 milyar USD berasai dari migas atau peranan ekspor migas sebesar 19  persen dari ekspor nasional. Sehingga menarik untuk melihat pelabuhan dan daerah  ekspor migas mana yang telah menyumbang devisa untuk nasional.
Ekspor migas ini terdiri dari ekspor minyak mentah, ekspor BBM, dan ekspor non non BBM ( termasuk ekspor gas ).

PELABUHAN TERBESAR

10 Pelabuhan terbesar ekspor migas telah menyumbang devisa sebesar 36,4 milayar USD,  dari total ekspor migas sebesar 37,0 milyar USD.   Atau sebesar 89 persen.  Urutan teratas pelabuhan ekspor migas adalah pelabuhan Bontang sebesar 10,9 milyar USD atau 29  persen dari ekspor migas. setelah itu Dumai sebesar 6 milyar USD atau sebesar 16 persen dari total ekspor migas. dan seterusnya lihat table 1.

Dari 10 besar pelabuhan penghasil devisa 3 pelabuhan dari Kalimantan Timur yaitu pelabuhan Bontang, Pelabuhan Balik Papan, dan Pelabuhan Senipah. 2 pelabuhan dari Daerah KEPRI yaitu pelabuhan Udang, dan pelabuhan Pulau Sambu.   Sedang daerah  IRJABAR, NAD, dan JAMBI masing2 satu pelabuhan.
Ekspor pada pelabuhan ini mencerminkan produksi dari migas pada daerah terdekat dari pelabuhan.

Tabel 1
Pelabuhan ekspor Migas

NO
PORT NAME
PROVINCE
NILAI
NILAI
JUTA UDS
PERSEN
1
BONTANG
KALTIM
10,860
29
2
DUMAI
RIAU
6,040
16
3
UDANG NATUNA
KEPRI
4,552
12
4
BINTUNI, IRIAN JAYA
IRJABAR
3,333
9
5
PULAU SAMBU
KEPRI
2,101
6
6
BALIKPAPAN
KALTIM
1,813
5
7
TANJUNG SANTAN
KALTIM
1,308
4
8
BLANG LANCANG (ARUN)
NAD
1,197
3
9
SENIPAH
KALTIM
1,013
3
10
MUARA SABAK
JAMBI
731
2
LAINNYA
4,041
11
TOTAL
36,991
100
Sumber : diolah dari BPS


DAERAH TERBESAR

Daerah terbesar dari ekspor migas merupakan cermin dari kemampuan produksi migas dari daerah tersebut. Bahwa Kalimantan Timur merupakan penyumbang terbesar dari ekspor migas nasional, yaitu senilai 15 milyar USD, atau sebesar 41 persen dari nilai ekspor migas Nasional.

Daerah terbesar kedua adalah Kepulauan Riau menyumbang devisa sebesar 6,7 milyar USD atau 18  persen dari ekspor migas nasional. Daerah kegia adalah Riau sebesar 6,6 milyar USD atau sebesar 18 persen dari total ekspor migas nasional.

Tabel 2
Daerah ekspor Migas

NO
PROVINCE
NILAI
NILAI
USD
PERSEN
1
KAL TIM
15,000
41
2
KEP RI
6,663
18
3
RIAU
6,556
18
4
IRJABAR
3,513
9
5
NAD
1,197
3
6
JABAR
841
2
7
JAMBI
731
2
8
JATIM
705
2
9
SUMSEL
638
2
10
BABEL
552
1
LAINNYA
594
2
TOTAL
36,991
100
Sumber : diolah dari BPS



Kesimpulan

10 pelabuhan terbesar eksportir migas mencerminkan bahwa dari 10 pelabuhan tersebutlah devisa terbesar dari sector migas di dapat, dan kalau dilihat daerah lokasi pelabuhan tersebut terdiri dari 6 daerah terbesar penghasil devisa sector migas.

10 daerah eksportir Migas merupakan daerah penghasil migas terbesar di Indonesia. Daerah ini memiliki cadangan terbesar dari minyak dan Gas di Indonesia.

Jakarta, 29 Mei 2013


Yuhals

PRODUKSI LPG

LPG di produksi dari kilang minyak dan kilang gas. Sumber utama dari kilang minyak maupun kilang gas adalah sumur yang memproduksi minyak. Pada sumur tersebut dapat menghasilkan: (1) minyak mentah dan kondensate, atau (2) minyak mentah, kondensate , dan gas bumi, atau (3) dapat hanya gas bumi.

Bila yang dihasilkan minyak dan kondensate maka seluruhnya akan masuk kekilang minyak. Bila dihasilkan minyak mentah, kendensate dan gas, maka minyak mentah dan kondensate masuk kekilang minyak, sedangkan gas bumi masuk ke kilang gas. Bila didapat hanya gas bumi maka sepenuhnya masuk ke kilang gas.

Gas yang didapat dari sumur minyak ( baik sebagian dari produksi maupun seluruhnya gas) masuk kekilang gas. Dan dimanfaatkan untuk : (1) LNG, (2) gas, (3) PGN , (4) Untuk  Pupuk, (5) kilang , (6) LPG, (7) condensate. Dari seluruh produk tersebut sebagian besar untuk LNG karena pasar ekspor yang besar. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat,  LNG dapat diproses menjadi LPG.

Perkembangan produksi

Produksi LPG tahun 2006 sebesar 1.429 ribu ton, tahun 2009 naik menjadi 2.181 ribu m ton, berarti naik sebesar 53 persen, dan tahun 20011 naik menjadi 2.286 ribu m ton, berarti naik dibandingkan tahun 2006 sebesar 60 persen. dari kondisi ini  terlihat produksi LPG cendrung meningkat.

Bila dilihat dari sumber produksi gas dari kilang minyak dan kilang Gas. Kilang minyak mengalami penurunan, tahun 2006 produksi sebesar 855 ribu m ton, dan tahun 2011 produksi turun menjadi 705 ribu m ton, berarti penurunan produksi sebesar 18 persen. penurunan ini ditutupi dengan peningkatan produksi dari kilang gas, karena banyak gas yang dihasilkan pada sumur minyak sebelumnuya kurang dimanfaatkan. 

Dengan peningkatan permintaan akan gas di masyarakat, sebagai dampak  kebijakan konvesi minyak tanah ke LPG oleh pemerintah, maka banyak  dibangun kilang gas baru. tahun 2006 produksi LPG sebesar 573 ribu m ton, dan tahun 2011 naik menjadi 1.581 ribu m ton, berarti kenaikan sebesar 176 persen. sehingga peranan dari sumber dari kilang minyak menurun tajam, yaitu tahun 2006 peranan dari sumber kilang minyak 60 persen, dan kilang gas sebesar 40 persen. pada tahun 2011 peranan dari sumber kilang minyak terbalik menjadi 31 persen dan sumber kilang gas menjadi 69 persen.

Tahun 2006 perusahaan yang memproduksi gas didapat dari 5 kilang minyak, dan 9 kilang gas. Tahun 2011 produksi gas didapat dari kilang minyak 5 kilang. kilang gas tumbuh menjadi 19 kilang.

TABEL
PRODUKSI LPG
No
KILANG
tahun 2006
tahun 2009
tahun 2011
000 Ton
000 Ton
000Ton
1
KILANG MINYAK
             855
            755
        705
2
KILANG GAS
             573
         1,426
     1,581

T o t a l
          1,429
         2,181
     2,286
Sumber : diolah ditjen Migas


Pesatnya Pembangunan kilang gas disebabkan : (1) dapat dibangun kilang gas dengan kapasitas relative kecil, (2) Ekspor LNG meningkat, (3)  harga LPG didalam negeri tidak disubsidi.
Pembangunan kilang gas dapat dibangun dengan kapasitas relative lebih kecil, dibandingkan kapasitas kilang minyak. Sehingga investasi yang dibutuhkan untuk membuat kilang gas jauh lebih kecil dan memungkinkan peranan lebih banyak oleh fihak swasta.

Permintaan Luar Negeri akan LNG meningkat, karena LNG memiliki beberapa kelebihan, yaitu (1) harga relative lebih murah dibanding minyak, (2) gas buangnya lebih bersih dibanding minyak, (3) pencemaran pada air laut pada saat pengangkutan relative tidak ada.

Harga LPG didalam negeri tidak disubsidi oleh pemerintah, sehingga harga yang berlaku adalah  harga pasar, hal ini menarik bagi sektor swasta. Harga LPG ukuran 3 kg memang murah, dibandingkan dengan harga internasional, tetapi dibandingkan dengan biaya produksi masih menguntungkan.  Dan pasar ini masih dikuasai oleh pertamina.  




TABEL
PRODUKSI LPG 2006 – 20011
No
Oil Refinery
2006
2009
2011
M. Ton
M. Ton
M. Ton
1
Balongan
        432,466
388,621
        369,698
2
Cilacap
        150,641
119,295
        111,439
3
Musi
        107,202
87,965
        100,459
4
Balikpapan
          95,423
78,144
          82,159
5
Dumai
          69,665
81,255
          41,086
Sub Total
        855,397
755,279
        704,842






Gas Refinery



1
Bontang (Badak-Total)

435,519
        644,574
2
Jabung (PetroChina)
        419,045
479,313
        514,376
3
Tuban (TLI)


          82,186
4
Santan (Chevron)
          79,523
54,313
          69,401
5
Pangkah (Hess)

23,858
          48,873
6
Lembak (Surya E.P.)

31,245
          40,037
7
Gresik (Media Karya S.)

16,289
          28,881
8
Prabumulih (Titis S.)
          15,053
23,790
          25,820
9
Tambun (Odira E.P.)

32,708
          24,373
10
Belanak (Conoco Phillips)

283,100
          22,794
11
Sumbagut (p.Brandan)
            5,602

          21,971
12
Medco Kaji
          36,510
16,425
          15,304
13
P. Tengah (Yudistira Energy)


          12,612
14
Cilamaya (Yudhistira H.P.)

9,707
          11,362
15
Cemara (Wahana I.N.)

5,721
            6,034
16
Maruta
          10,762
7,376
            4,458
17
Arar (PetroChina)
            2,471
1,935
            3,159
18
Tugu Barat (Sumber D. K.)
            2,367
3,989
            2,787
19
Mundu (Pertamina)
            1,860

            1,595

Sub Total
        573,193
1,425,289
     1,580,597

T o t a l
 1.428.590
2,180,568
     2,285,439
Sumber : diolah ditjen Migas


Kesimpulan.

Produksi dan pasar LPG masih akan terus meningkat, baik pasar luar negeri maupun pasar Dalam negeri. Hal ini ditunjang dengan cadangan gas yang relative masih cukup besar.

Regulasi yang diharapkan dari pemerintah adalah mempermudah pendirian kilang-kilang LPG oleh pihak swasta.
Jakarta, 17 mei 2013
yuhals