PERDAGANGAN MINYAK MENTAH INDONESIA
Oleh Yuhal
Perdagangan minyak mentah di Indonesia mencakup transaksi yang terkait dengan jual beli minyak mentah. Indonesia, baik minyak mentah hasil produksi Dalam negeri, maupun minyak mentah yang di Impor. Produksi minyak mentah
Indonesia terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, namun sebagian di ekspor karena spesifikasinya
tidak sesuai dengan kebutuhan kilang dalam negeri. Oleh karena itu untuk memenuhi kekurangan
pasokan dalam negeri, dilakukan impor minyak yang sesuai spesifikasi kilang
minyak di Indonesia.
Kilang minyak Indonesia
dibangun pada saat produksi minyak Indonesia masih sekitar 1,5 juta BOPD atau di atas kapasitas kilang (1,057
juta BOPD- *barel oil per day) dan masih dapat memenuhi konsumsi
dalam negeri. Perkembangan
selanjutnya menunjukkan bahwa produksi
minyak semakin menurun dan dibawah kapasitas kilang dalam negeri. Sementara konsumsi meningkat namun
peningkatan kapasitas kilang sangat terbatas.*) Pusdatin migas
Minyak
mentah bukan lah produk akhir. untuk bisa dikonsumsi harus diolah di kilang
minyak. Sehingga pasar minyak mentah adalah
kilang minyak . Produksi minyak mentah Indonesia ditujukan untuk di
konsumsi sendiri, dalam arti bahwa seluruh produksi akan diolah di kilang
minyak dalam negeri, tetapi karena design kilang minyak di Indonesia sebagian tidak
cocok dengan spesifikasi minyak mentah Indonesia sehingga sebagian di Ekspor.
Impor dilakukan karena produksi minyak mentah cendrung menurun, dan volume nya
tidak mencukupi untuk kebutuhan kilang minyak yang ada.
Ekspor
Negara
tujuan ekspor minyak Indonesia ada 5 negara yang permintaannya besar yaitu :
Jepang rata-rata 25,9 persen dari total ekspor, korea 15,1 persen, Singapore
6,7 persen, USA 4,3 persen, Taiwan 2,2 persen, dan lainnya 40,9 persen. ke lima
Negara ini umumnya pembelian dengan kontrak jangka panjang, sehingga walaupun
produksi Indonesia cendrung menurun, tidak dapat secara otomatis ekspor ikut
menurun, sampai batas waktu tertentu.
Tahun 2006
produksi minyak mentah Indonesia sebesar 322,3 juta barel, ekspor sebesar 166,4
juta barel, berarti 36,1 persen produksi
minyak Indonesia di ekspor. Tahun 2007 produksi turun menjadi 305,1 juta barel,
ekspor meningkat menjadi 134,8 juta atau 44,2 persen dari produksi di ekspor. Tahun
2008 produksi minyak sebesar 312,5 juta barel , ekspor 135,3 juta barel atau 43,3 persen. Tahun 2009
produksi turun 301,7 juta barel, ekspor 133,3 juta barel, dan tahun 2012
produksi 279,4 juta barel ekspor 103,6 juta barel atau 37,1 persen. dari tahun 2006 sampai tahun 2008 ekspor
meningkat, tahun 2009 mulai penurunan dan berlanjut turun sampai 2012.
Impor
Kalau asumsi
kebutuhan minyak mentah Indonesia relative tetap, karena tergantung dari kapasitas produksi
kilang minyak. Dengan kecendrungan produksi minyak yang terus menurun, maka impor
diperkirakan akan meningkat.
Impor minyak
tahun 2006 sebesar 108,6 juta barel atau sebesar 33,7 persen dari produksi
minyak Indonesia. Tahun 2009 impor sebesar 113,5 juta barel atau sebesar 37,6
persen dari produksi minyak nasional. Pada kondisi ini benar produksi minyak turun
sebesar 6,4 persen, impor meningkat 4,5 persen. Tahun 2012 produksi 279,4 juta barel, turun sebesar 42,9
juta barel dibandingkan 2006, atau sebesar
13,3 persen. impor sebesar 98,3 juta barel, berarti turun sebesar 14,3 persen , dan kecendrungan menurun ini terlihat
sejak tahun 2010. berarti penurunan produksi minyak , tidak secara otomatis
akan meningkatkan impor. Karena sangat tergantung dengan perkembangan
produktivitas kilang.
Konsumsi minyak mentah Indonesia
Konsumsi
minyak mentah Indonesia dibatasi oleh kapasitas kilang minyak yang ada.
Kapasitas produksi kilang minyak 1,057 juta BOPD ( barrel oil per day ). Bila
di hitung pertahun adalah 365 hari
berarti kebutuhan pertahun maksimal 385,8 juta barel , karena dalam operasionalnya ada waktu yang
diperlukan kilang untuk perbaikan mesin, istirahat dan lainnya yang akan
mempengaruhi produktivitas kilang.
Tahun 2006
konsumsi minyak mentah sebesar 314,5
juta barel, tahun 2009 turun menjadi
281,9 juta barel atau turun sebesar 10,3 persen dari tahun 2006. Penurunan ini
karena terjadi penurunan produksi, peningkatan jumlah ekspor, dan kenaikan
impor yang kecil.
Tahun 2012
konsumsi sebesar 269,9 juta barel berarti turun dibanding tahun 2006
sebesar 45,6 juta barel atau 14,5
persen. penurunan ini karena produksi menurun, impor menurun, walaupun ekspor
ikut menurun. Dari kondisi ini terlihat ada kecendrungan penurunan konsumsi
minyak mentah.
Neraca volume
|
|||||||||
Perdagangan
ekspor-impor minyak mentah Indonesia dilihat dari sisi volume minyak yang di
ekspor dibandingkannyang diimpor sejak tahun 2006 sampai tahun 2012 lebih
banyak yang diekspor dari yang diimpor.
Tahun
2006 ekspor 116.4 juta barel, impor
108,6 juta barel, lebih besar volume ekspor sebesar 7.8 juta barel. atau sebesar 6,7 persen. tahun 2007 volume
ekspor 134.8 dan impor 112.3 juta barel, berqarti lebih besar 22,5 juta
barel, atau 16,7 persen perbedaannvolume ekspor deangan impor. Tahun 2009
ekspor 133,9 juta barel, impor 113,5 juta barel, selisih ekspor saebesar 14,8
juta barel, atau 14,8 persen. tahun 2012 ekspor sebesar 103,6 juta barel,
impor 93,1 jut barel, terjadi kelebihan sebesar 10.5 juta barel, atau sebesar 10,1 persen. terjadi
peningkatan ekspor dari tahun 2006 ke 2009, dimana volume peningkatan volume
ekspor lebih besar dari volume impor, baik dari vome riil maupun secara
persentase. Tahun 2009 sampai 2012
terjadi penurunan volume ekspor dan volume impor. Secara perentase
penuruna volume impor lebih besar darI pad penurunan ekspor.
Harga perdagangan
Tahun
2006 harga rata –
rata ekspor sebesar USD 60.41 per barel, impor sebesar usd 72.30perbarel.
lebih tinggi harga impor sebesar USD 11.89 dibandingkan harga ekspor. tahun
2007 selisih harga sebsar USD 12.18, tahun 2008 sebesar USD 14.58, tahun 2009
selisih sebesar USD 6.18, tahun 2012 harga rata-rata ekspor sebesar USD
110.17 dan impor USD 116.06 , dan selisih sebesar USD 5.97 .
selama 6 tahun dari tahun 2006 sampai tahun
2012 harga impor minyak mentah yang dilakukan Indonesia selalu lebih mahal
dari harga ekspor. Hal ini bertentangan dengan pendapat lama bahwa Indonesia
menjual Minyak kualitas tinggi yang lebih mahal, dan membeli minyak kualitas
lebih rendah denga harga lebih murah. Karena kenyataannya harga rata-rata impor
lebih mahal dari harga rata –rata ekspor.
|
|||||||||
KESIMPULAN
|
|||||||||
Minyak mentah bukan produk akhir yang
dapat Langsung digunakan sebagai bahan bakar, tetapi harus diolah pada kilang minyak, untuk diproses menjadi
BBM,dan Non BBM . Oleh karena itu pasar
minyak mentah Indonesia adalah kilang minyak. Pasar minyak mentah di Indonesia
dikendalikan oleh Pemerintah. Karena kilang yang ada di Indonesia sebagian
besar ( mendekati 100 persen) milik PT Pertamina ( BUMN ).
Kilang minyak milik PT Pertamina
kapasitas produksinya relative tetap karena belum ada penambahan kilang sampai
akhir 2012. Menurut data ditjen migas kapasitas sebesar 1,057 juta BOPD- *barel oil per day . berarti kebutuhan maksimum kilang
minyak mentah pertahun sebesar 385,8 juta barel
. konsumsi minyak mentah tahun 2012 sebesar 269,9 juta barel, berarti
produktivitas kilang di Indonesia bekerja sebesar 70 persen dari kapasitas
terpasang, dan ada kecendrungan menurun.
Dari sisi harga, rata – rata harga impor lebih mahal dari
harga rata-rata ekspor. Hal ini bertentangan dengan pendapat lama bahwa
Indonesia ekspor minyak kualitas tinggi dengan harga tinggi, dan meng impor
minyak kualitas rendah dengan harga murah.