dit'

PRODUKSI MINYAK MENTAH INDONESIA
Oleh : Yuhals


Produksi minyak mentah (crude oil).
Produksi minyak bumi tergantung jumlah cadangan yang ada dalam perut bumi dan teknologi yang digunakan. Cadangan minyak diperut bumi berupa cekungan atau secara visual seperti mangkok. Luas cekungan dan dalamnya merupakan cermin dari banyaknya cadangan yang dimiliki.  Teknologi pemboran dibutuhkan agar lubang sumur berada tepat ditengah cekungan, atau  mendekati titik terdalam dari cekungan, sehingga pengambilan minyak secara optimal dan murah. 

Cadangan minyak dalam waktu tertentu akan habis . berapa lama tergantung besarnya cadangan dan jumlah minyak yang dipompa keluar dari perut bumi.  Jumlah dan waktu akan membentuk  curva , yaitu pada awal produksi kecil, lalu meningkat sampai saat tertentu akan menurun dan selanjutnya akan habis. Setelah terjadi penurunan produksi, maka biaya operasional akan meningkat karena dibutuhkan tehnologi tertentu agar minyak bisa dipompa .
Saat minyak bumi di pompa dari  perut bumi, maka yang akan keluar adalah minyak mentah ( crude oil ) dan Gas. Sesuai dengan UUD 45 bahwa Bumi dan isinya adalah milik Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahtraan rakyat. Oleh karena itu seluruh pengelolaannya menjadi kewenangan pemerintah.

Dalam menjalankan kewenangan ini,  pemerintah melakukan penambangan langsung, yang dilaksanakan oleh PT Pertamina sebagai badan usaha milik Negara,  dan bekerjasama kontrak bagi hasil produksi ( contract production sharing ) dengan perusahaan swasta , baik swasta nasional maupun swasta asing.  Pada kontrak produksi bagi hasil,  kontraktor KPS sebagai operator penambangan, akan mendapatkan bagian berupa minyak. Pembagian ini dilakukan dengan cara minyak yang didapat akan dipotong biaya2 operasional, dan sisanya dibagi antara pemerintah dan kontraktor KPS, dengan persentae tertentu, sesuai dengan kontrak yang disepakati.
Produksi minyak mentah Indonesia, tahun 2006 sebesar  322,3 juta barel, tahun 2009 sebesar 301.7 juta barel, dan tahun 2012 sebesar 279.4 juta barel. dari sini terlihat bahwa produksi minyak mentah Indonesia cendrung menurun. Dalam waktu  6 tahun  terjadi penurunan produksi minyak mentah sebesar   = 42.9 juta barel atau turun sebesar 13 persen, Kalau diambil rata2 pertahun terjadi penurunan sebesar  2,17  persen.

Pendapat  seorang geologis Indonesia Rovicky Dwi Putrohari “Dalam 10 tahun terakhir penemuan migas sangat rendah, sedangkan produksinya juga menurun. Kalau dilihat, hal ini sebagai sebuah gejala yang saling berhubungan. maka dalam 10 tahun kedepan produksi migas sulit untuk dinaikkan. Bukan sebuah kemustahilan menaikkan produksi dengan enhance recovery atau tehnik penyedotan yang mutakhir, tetapi usaha seperti ini juga tidak akan bertahan lama, tetap harus “menemukan yang baru”


Produksi Pertamina
Pada tahun 2012 produksi nasional sebesar 279,4juta barel,  PT Pertamina memproduksi sebesar  52,6 juta barel atau sebesar 18,83 persen dari minyak nasional.

Dibandingankan  Produksi minyak tahun 2006 dengan tahun 2012,   Produksi PT  Pertamina terjadi kenaikan sebesar 10.5 juta barel atau sebesar 25 persen, sedangkan produksi nasional tahun 2006 sebesar 322,3 juta ton, dan tahun 2012 sebesar 279,4 juta ton, berarti  produksi nasional terjadi penurunan sebesar  42,9 juta barel  atau sebesar 13,3 persen. Dari sisi peranan PT Pertamina untuk meningkatkan produksi minyak telah dilakukan dengan baik, akan tetapi walaupun produksi PT Pertamina terjadi kenaikan, tidak dapat menutupi penurunan dari produksi nasional.

Produksi kontraktor Production Sharing( KPS )
Produksi minyak mentah yang dihasilkan oleh KPS  tahun 2012 ada di 41 lokasi, yaitu   27 lokasi wilayah produksi darat ( onshore ) dengan produksi sebesar 156.72 juta barel atau sebesar 65 persen, dan 14 lokasi produksi di lepas pantai/laut ( offshore ) dengan produksi  70.07 juta  barel atau sebesar 35 persen. Total produksi KPS sebesar 226.8 jt barel.

Penyisiran terhadap KPS di 41 wilayah produksi, terdapat 17 wilayah KPS besar yang produksi minyak diatas 2 juta barel pertahun. Dengan lokasi 8 di darat( onshore ) , produksi 152,14 juta barel, dan 9 lokasi di laut ( offshore ) dengan produksi 67,23 jt barel. Total produksi KPS besar 152.14  jt barel, berarti 96,73 persen produksi KPS. Dibandingkan produksi nasional,  produksi KPS besar ini sebesar 78,51 persen dari produksi nasional, sehingga perubahan pada KPS besar ini sangat mempengaruhi produksi minyak mentah nasional.

Dari 8 KPS Besar darat (on shore), terjadi penurunan produksi pada 7 KPS, dan yang mengalami kenaikan 1 KPS, yaitu KPS Mobil Cepu di wilayah Jatim, dan KPS ini baru berproduksi tahun 2009 sebesar 1,21 juta barel,  naik 6,77 juta barel tahun 2010 dan tahun 2012 sebesar 8,18 juta barel.

7 KPS darat yang mengalami penurunan , tahun 2006 produksi 193,92 juta barel, tahun 2007 turun menjadi 182,51 juta barel dan turun terus sampai tahun 2012 produksi sebesar 143,96 juta barel, berarti terjadi penurunan sebesar 41,78 juta barel, atau   turun sebesar 21.54 persen  dan penurunan ini tidak dapat ditutupi dengan 1 KPS yang baru produksi.

KPS besar Laut (Offshore) sebanyak 9 KPS. Total produksinya tahun 2006 sebesar 78,37 juta barel, tahun 2007 turun 66,74 juta barel, tahun 2008 naik 78,45juta baral, tahun 2009 turun, dan seterusnya turun sampai tahun 2012 dengan produksi sebesar 67,23 juta barel, berarti dibandingkan tahun 2006, pada tahun 2012 terjadi penurunan sebesar  11,14 juta barel, atau  penurunan sebesar 14,21 persen.

Dari 9 KPS besar laut ( off shore ), yang mengalami penurunan sebanyak 5 KPS dengan jumlah produksi tahun 2006 sebesar  58,05 juta barel, tahun 2012 menjadi   39,11 juta barel . berarti turun sebesar   18,94 juta barel.   KPS besar laut ( offshore ) yang mengalami kenaikan sebanyak 4 KPS,    tahun 2006 produksinya sebesar 20,32 juta barel , dan tahun 2012 sebesar 28,12 juta barel, berarti naik sebesar    7,80 juta barel. Dari 4 KPS yang mengalami kenaikan  1 KPS yang baru berproduksi tahun 2009 yaitu  KPS Hess( Indonesia Pangkah) Ltd. 3 KPS lainnya adalah KPS lama.

Besarnya kenaikan produksi dari 4 KPS ( dffshore) yang mengalami kenaikan produksi lebih kecil dibandingkan dengan penurunan produksi 5 KPS yang mengalami penurunan, sehingga secara nasional terjadi penurunan.


Kesimpulan
Produksi Minyak nasional cendrung menurun, hal ini disebabkan terjadinya penurunan produksi pada KPS besar, baik yang berada di darat ( on shore ) maupun yang di laut ( offshore ).  Terdapat kenaikan pada beberapa KPS besar, akan tetapi jumlah produksi mereka jauh lebih kecil dibandingkan KPS besar yang mengalami penurunan.   KPS besar yang mengalami penurunan,  memiliki  sumur minyak yang relative umurnya sudah tua dan cadangannya sudah sangat menyusut. 

 Temuan sumur baru produksi dari tahun 2006 sampai 2012  ada pada  2 KPS besar, 1 KPS di darat ( onshore ), dan 1 KPS laut ( offshore ). akan tetapi produksi dan cadangan mereka relative kecil dibandimgklan KPS yang mengalami penurunan. Sehingga peranan mereka belum dirasakan dalam produksi minyak nasional.

Dengan kondisi produksi minyak yang ada,  maka diperkirakan untuk tahun mendatang penurunan produksi minyak nasional akan tetap berlangsung secara sangat berarti dan untuk jangka yang cukup panjang.

1 komentar:

  1. bila produksi menurun, sedangkan permintaan meningkat, berarti impor akan meningkat. masalahnya pemerintah Indonesia sekarang kesulitan pendanaan untuk impor, krn neraca LN negatif. kemungkinan nya terjadi kelangkaan di dalam negeri. pemerintah Indonesia akan mencari jalan politik, yaitu mencari kambing hitam atas terjadinya kelangkaan.

    BalasHapus